Selamat Datang Di Urie's Blog

Kamis, 20 Maret 2014

Dasar-dasar etika dan profesionalisme

Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

Jenis etika :
1.    Etika filosofis
Secara harfiah dapat dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat. Etika termasuk dalam filsafat karena itu berbicara etika tidak dapat dilepaskan dari filsafat. Karena itu bila ingin mengetahui unsur-unsur etika maka kita harus bertanya juga mengenai unsur-unsur filsafat.
2.    Etika teologis
Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis. Pertama etika teologis bukan hanya milik agama tertentu melainkan setiap agama dapat memiliki etika teologisnya masing-masing. Kedua etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum karena itu banyak unsur-unsur di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum dan dapat dimengerti setelah memahami etika secara umum.

Relasi etika filosofis dan etika teologis
Terdapat perdebatan mengenai posisi etika filosofis dan etika teologis di dalam ranah etika. Sepanjang sejarah pertemuan antara kedua etika ini ada tiga jawaban menonjol yang dikemukakan mengenai pertanyaan di atas yaitu
·      Revisionisme
Tanggapan ini berasal dari Augustinus yang menyatakan bahwa etika teologis bertugas untuk merevisi yaitu mengoreksi dan memperbaiki etika filosofis
·      Sintesis
Jawaban ini dikemukakan oleh Thomas Aquinas yang menyintesiskan etika filosofis dan etika teologis sedemikian rupa sehingga kedua jenis etika ini dengan mempertahankan identitas masing-masing menjadi suatu entitas baru. Hasilnya adalah etika filosofis menjadi lapisan bawah yang bersifat umum, sedangkan etika teologis menjadi lapisan atas yang bersifat khusus.
·      Diaparalelisme
Jawaban ini diberikan oleh F.E.D Schleiermacher yang menganggap etika teologis dan etika filosofis sebagai gejala-gejala yang sejajar. Hal tersebut dapat diumpamakan seperti sepasang rel kereta api yang sejajar.
Tujuan ETIKA
Mendapatkan gambaran mengenai penilaian baik atau buruknya bagi semua manusia dalam watu dan ruang tertentu. Yang dimaksud baik disini adalah bila mendapatkan suatu rahmat dan memberikan perasaan senang atau bahagia yang dapat dikatakan baik bila dihargai secara positif) dan yang dimaksud buruk adalah perbuatan buruk yang berarti adanya pertentangan dengan norma-norma masyarakat tertentu.

Pengertian dan Definisi dari para ahli dalam pokok perhatiannya yang dibahas tentang ETIKA
1.    Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak.
2.    Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia.
3.    Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual.
4.    Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban.

Sifat Etika
1.      Non empiris, filsafat digolongkan sebagai ilmu non empiris. Ilmu empiris adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang kongkret. Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat berusaha melampaui yang kongkret dengan seolah-olah menanyakan apa dibalik gejala-gejala kongkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada apa yang kongkret yang secara factual dilakukan, tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan
2.      Praktis, cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu yang ada. Misalnya filsafat hukum mempelajari apa itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu melainkan bertanya tentang apa yang harus dilakukan. Dengan demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Tetapi ingat bahwa etika bukan praktis dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai. Etika tidak bersifat teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika hanya menganalisa tema-tema pokok seperti hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban.

Profesionalisme
Pengertian Profesi
Tangkilisan (2005) menyatakan bahwa, Profesi sebagai status yang mempunyai arti suatu pekerjaan yang memerlukan pengetahuan, mencakup illmu pengetahuan, keterampilan dan metode.
Menurut DE GEORGE :
PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Beberapa Pengertian Profesional, yaitu :
a.    Menurut Hardjana (2002), pengertian profesional adalah orang yang menjalani profesi sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.

b.    Menurut Tanri Abeng (dalam Moeljono, 2003: 107), pengertian professional terdiri atas tiga unsur, yaitu knowledge, skill, integrity, dan selanjutnya ketiga unsur tersebut harus dilandasi dengan iman yang teguh, pandai bersyukur, serta kesediaan untuk belajar terus-menerus.
Pengertian Profesionalisme
Menurut Siagian (dalam Kurniawan, 2005:74), profesionalisme adalah keandalan dalam pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan mutu yang baik, waktu yang tepat, cermat dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan atau masyarakat.
Menurut Abdulrahim (dalam suhrawardi, 1994 :10) bahwa profesionalisme biasanya dipahami sebagai kualitas yang wajib dipunyai setiap eksekutif yang baik, dimana didalamnya terkandung beberapa ciri sebagai berikut :
1.  Punya Keterampilan tinggi dalam suatu bidang, serta kemahiran dalam mempergunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang tadi.
2.  Punya ilmu dan pengetahuan serta kecerdasan dalam menganalisa suatu masalah dan peka didalam membaca situasi, cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
3. Punya sikap berorientasi ke hari depan, sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terentang dihadapannya.
4.   Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi dirinya dan perkembangan pribadinya.
Kekurangan & kelebihan:
Masih banyak manusia yang tidak mempunyai etika karena dia tidak tahu kapan dan dimana dia harus ber etika dengan baik.
Tapi tidak sedikit juga manusia mempunyai etika yang baik, maka dia bisa sukses karena profesionalismenya yang tinggi.

Kesimpulan & Saran :
Etika adalah prilaku atau sikap seseorang yang baik atau buruk terhadap dirinya sendiri atau lingkungan apalagi untuk lingkungan kerja. Karena profesionalisme seseorang akan dilihat untuk guna menunjang suatu tugas agar sesuai dengan yang diinginkan. Sebagai manusia berperilakulah yang baik agar diterima oleh orang lain.

Referensi :

http://she2008.wordpress.com/2012/03/11/etika-dan-profesionalisme-tsi/